Selasa, 30 April 2019

Cerita Dewasa Desah Nikmat Si Gadis Belia

Cersex69  Secangkir kopi dan sebatang rokok menemaniku menulis cerita yg diangkat dari sebuah kisah nyata pengalaman pribadiku. Aqu bekerja disebuah koperasi simpan pinjam dekat komplek. Kehidupanku selalu dikelilingi oleh banyak wanita cantik dan seksi. Menjadi hal yg sangat biasa untuk bisa bercinta dgn semua wanita yg kuingini.


 Sebagai laki laki aqu cukup beruntung. Sampai pada suatu waktu , aqu baru aja putus dgn kekasihku. Sesudah putus sekarang aqu ingin meraskan sensai bercinta wanita perawan dan Disinilah aqu disebut sebagai laki laki yg beruntung. Sewaktu aqu pulang dari kerja aqu melihat seorang wanita sedang menyapu lantai rumah, sejenak  aqu terpikir kalo inilah targetku selanjutnya. Waktu itu aqu melihat wanita itu sedang menyapu dgn menggunakan tank top ketat dan celana pendek yg juga ketat. Dari luar tank topnya aqu melihat buah dada yg sangat padat dan berisi. Ukurannya lumayan besar sekitar 34B, kulihat sekujur kakinya sangat putih mulus sampai dipahanya tak ada belang sama sekali. Sungguh birahiku langsung membuncah.

Akal rambutsku pun langsung bergejolak seakan ingin sesegera mungkin menikmati tunuh indah si wanita, kerana rumah wanita itu gak jauh dari rumahku maka aqupun sudah mengetahui seluk beluknya bagaimana. Namanya Nindya, waktu itu Nindya kelas 1 SMA didekat komplek. Nindya termasuk wanita yg lugu, tetapi dia sering memakai pakaian yg sangat seksi. Aqu sengaja setiap sore pulang tepat jam seperti kemaren dengan harapan aqu bisa melihat Nindya sedang nyapu. Pilingku pun tepat, setiap pulang aqu selalu bertepatan dgn Nindya yang sedang menyapu, dan aqu pun menggodanya dgn memberikan siulan kepada Nindya. Nindya pun yg mengetahui kalo aqu yg menyiulinya pun membalas dgn senyumannya yg manis. Begitu seterusnya hingga aqusemakin ke sini semakin akrab degannya.

Suatu sore waktu aqu sedang libur kerja, aqu memperhatikan Nindya dari kejauhan. Sore itu Nindya menggunakan pakaian yg sangat seksi, sehngga menonjolkan bentuk badannya yg sangat indah. Dgn sangat napsu aqu tatap dia dari balik pagar dan dia pun membalasnya dan tanpa aqu sangka-sangka Nindya menuju ke pintu pagar rumah aqu, dan dalam hati aqu bertanya mungkin dia akan marah kerana aqu selalu menatapnya, akan tetapi hal tersebut tak terjadi, dia malah tersenyum manis sembari duduk dideket didepan pagar rumah aqu yg membuat gairahku semakin tinggi kerana dgn leluasa aqu dapat menmikmati badan Nindya meskipun masih dari kejauhan dan yg lebih mengasikan lagi ia duduk dgn menyilangkan pahannya yg membuat sebagian roknya tersingkap diwaktu angin meniup dgn lembutnya.


Dgn penuh napsu dan penasaran ingin melihat badan Nindya dari dekat maka aqu dekati dia dan bertannya
“Duduk sendirian nih boleh aqu temanin,” dgn kaget Nindya mambalikan tampangnya dan berkata
“eh…… boooboleh.” Aqu langsung duduk tepat di sampingnya dikeranakan bangku tersebut hanya pas untuk dua orang. Dan untuk mengurangi kebisuan aqu bertannya pada Nindya
“Biasanya bertiga, temennya mana..?”, dgn terbata-bata Nindya berkata
“Gi.. gini om, mereka i.. itu bukan temen aqu tetapi kakak dan sepupu aqu.” aqu langsung malu sekali dan kerkata

“Sorry.” kemudia Nindya menjelaskan bahwa kakak dan sepupunnya lagi ke salah satu mal namannya MM. Nindya mulai nampak santai tetapi aqu semakin tegang jantungku semakin berdetak dgn kerasnya dikeranakan dgn dekatnya aqu dapat memandangi paha mulus Nindya ditambah lagi dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila dia salah posisi.

Diam-diam aqu mencuri pandang untuk melihatnya tetapi dia mulai menyadarinya tetapi malah kedua bukit kembarnya tersebut tambah diperlihatkannya kepadaqu yg membuat aqu semakin salah tingkah dan tampa sengaja aqu menyentuh pahanya yg putih tanpa ditutupi oleh rok mininya kerana tertiup angin yg membuat Nindya kaget dan

Nindya pun tak marah sama sekali sehingga tangan aqu semakin penasaran dan aqu dekapkan tangan aqu ke pahanya dan dia pun tak marah pula dan kebetulan pada waktu itu langitpun semakin gelap sehingga aqu gunakan dgn baik dgn perlahan-lahan tangan kiri aqu yg berada di atas pahanya aqu pindahkan ke pinggannya dan meraba-raba perutnya sembari hidungku aqu dekatkan ketelingannya yg membuat Nindya kegelian kerana semburan napasku yg sangat bernapsu dan mata ku tak berkedip melihat kedua bukit kembarnya yg berukuran sedang dibalik tank topnya.

Tanpa aqu sadari tangan kiri aqu sudah menyusup kedalam tank top yg ia gunakan menuju kepunggunya dan disana aqu menemukan sebuah kain yg sangat ketat yg merupakan tali BRA nya dan dgn sigapnya tangan aqu membuka ikatan BRA yg dikenakan Nindya yg membuat tangan aqu semakin leluasa bergerilya dipunggunya dan perlahan- lahan menyusup kebukit kembarnya serta tangan kanan aqu membuka ikatan tali BRA Nindya yg berada di lehernya dan dgn leluasa aqu menarik BRA Nindya tersebut keluar dari tank topnya kerana pada waktu itu Nindya mengggunakan BRA yg biasa digunakan bule pada waktu berjemur.

Sesudah aqu membuka BRAnya kini dgn leluasa tangan aqu meraba, memijit dan memelintir bukit kembarnya yg membuat Nindya kegelian dan nampak pentil bukit kembarnya sudah membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia berkata

“Terusss.. nikmattttt.. Ommmm……….. ahh.. ahhhh….” Dan itu membuat aqu semakin bernapsu, kemudian tangan aqu pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai memasukannnya ke dalam rok mini yg ia kenakan dgn terlebih dahulu menurunkan res yg berada dibelakang roknya, kemudian tangan aqu masukan kedalam rok dan celana dalamnya dan meremas-remas bokongnya yg padat dan berisi dan ternyata Nindya memakai celana dalam model G string sehingga membuat aqu berpikir anak SMP kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi itu membuat pikiranku selama ini terjawab bahwa Nindya selama ini menggunakan G string sehingga tak nampak adanya garis celana dalam.

Lima menit berlalu terdengar suara Nindya
“Ahh.. terusss Om… terusss.. nikmattttt.. ahh.. ahhhh…” hanya kalimat itu yg keluar dari mulut Nindya pada waktu aqu menyentuh dan memasukan jari tengan aqu ke dalam kemaluannya yg belum ditumbuhi rambut-rambut tersebut dari belakang dan aqu pun makin menggencagkan seranganku dgn mengocok kemaluannya dgn cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan napsu keluar dari mulut Nindya.
“Ouuhhh.. Ommmm.. terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh.. ahhhhhhhhhhhhhh..” Nindya mengalami orgasme untuk yg pertama kali.

Sesudah Nindya mengalami orgasme aqu langsung tersentak mendengar suara beduk magrib dan aqu menghentikan seranganku dan membisikan kata-kata ketelinga Nindya
“Udah dulu ya..” dgn sangat kecewa Nindya membuka matanya dan nampak adanya kekecewaan akibat birahinya sudah sampai dikepala dan aqu menyuruhnya pulang sembari berkata
“Kapan-kapan kita lanjutkan lagi,” ia langsut menyahut

“Ya om sekarang aja tanggung nih, lihat kemaluan aqu udah basah..” sembari ia memegang kemaluannya yg membuat aqu berpikir anak ini tinggi juga napsunya dan aqu memberinya pengertian dan kemudian ia pulang dgn penuh kekecewaan tanpa merapikan tank top dan roknya yg resnya masih belum dinaikan tetapi tak membuat rok mininya turun kerana ukuran pingganya yg besar, tetapi ada yg lebih parah ia lupa mengambil BRA nya yg aqu lepas tadi sehingga nampak bukit kembarnya bergoyg-goyg dan secara samar-samar nampak ujung pentil gunung kembarnya yg sudah membesar dan berwarna merah dari balik tank topnya yg pastinya akan membuat setiap orang yg berpapasan dgnnya akan menatapnya dgn tajam penuh tanda tanya.

Sesudah aqu sampai di rumah aqu langsug mencium BRA Nindya yg ia lupa, yg membuat aqu semakin teropsesi dgn bentuk gunung kembarnya dan dapat aqu baygkan dari bentuk BRA tersebut. Sejak kejadian sore itu, lamunanku semakin berani dgn menghayalkan nikmatnya bersebadan dgn Nindya tetapi kesempatan itu tak kunjung datang dan yg mengherankan lagi Nindya tak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal tersebut sudah berlangsung selama 1 minggu sejak kejadian itu, yg membuat aqu bertanya apakah dia malu atau marah atas kejadian itu, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada waktu itu aqu libur, cuaca sangat gelap sekali dan akan turun hujan, aqu semakin BT maka kebiasaan aqu yg dulu mulai aqu laqukan dgn menonton pilm saru, tapi aqu sangat bosan dgn kaset tersebut.

Hujanpun turun dgn derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aqu melangkah menuju keteras rumah aqu untuk mengambil koran pagi, tapi setibanya didepan kaca jendela aqu tersentak melihat seorang anak SMP sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikeranakan bajunya basah semuannya yg membuat seluruh punggunya nampak termasuk tali BRA yg ia kenakan. Perlahan-lahan napsuku mulai naik dan aqu perhatikan anak tersebut yg kayaknya aqu kenal dan ternyata benar anak tersebut adalah Nindya, dan aqu berpikir mungkin dia kehujanan waktu berangkat sekolah sehingga bajunya basah semua. Kemudian aqu mengatur siasat dgn kembali ke ruang tengah dan aqu melihat pilm saru masih On, maka aqu pun punya ide dgn megulang dari awal pilm tersebut dan aqupun kembali ke ruang tamu dan membuka pintu yg membuat Nindya kaget.

Pada waktu Nindya kaget kemudia aqu bertannya pada dia
“Lo Nindya ngak kesekolah nih?” dgn malu- malu Nindya menjawab
“Ujan om..” aqu langsung bertannya lagi
“Ngak apa-apa terlambat.”
“Ngak apa-apa om kerana hari ini ngak ada ulangan umum lagi.” Nindya menjawab dan aqu langsung bertannya
“Jadi nggak apa-apa ya nggak kesekolah?”.

“Ia om”, Nindya menjawab dan dalam hati aqu langsung berpikir bahwa selama ini Nindya tak pernah kelihatan kerana ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah kesempatan yg aqu tunggu- tunggu dan aqu langsung menawarinya untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu kerana udah kedingin dia langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan pada waktu itu aqu memperhatikan gunung kembarnya yg samar- samar tertutupi BRA yg nampak dari balik seragam sekolahnya yg sudah basah sehingga nampak agak transparan.

Melihat Nindya yg kedinginan, maka aqu menawari dia untuk mengeringkan badannya di dalam dan dia pun setuju dan aqu menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aqu memberi tahu dia bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dgn cepat Nindya menuju ke ruang tengah yg disana terdapat TV dan sedang aqu putar pilm saru, hal tersebut membuat aqu senang, kerana Nindya sudah masuk kedalam jebakanku dan berdasarkan perkiraan aqu bahwa Nindya tak akan mengganti baju tetapi akan berhenti untuk menonton pilm tersebut.

Sesudah beberapa lama aqu menunggu ternyata Nindya tak kembali juga dan aqupun menuju keruang tengah dan seperti dugaanku Nindya menonton pilm tersebut dgn tangan kanan di dalam roknya sembari mengocok kemaluannya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya. Aqu memperhatikan dgn seksama seluruh tingkah laqunya dan perlahan-lahan aqu mengambil handy cam dan merekam seluruh aktivits memegang dan mengocok kemaluan dan bukit kembarnya yg ia laqukan sendiri dan rekaman ini akan aqu gunakan untuk mengancamnya jika ia bertingkah.

Sesudah merasa puas aqu merekamnya. Aqu menyimpan alat tersebut kemudian aqu dekati Nindya dari belakang. Aqu berbisik ketelinga Nindya, enak ya, Nindya langsung kaget dan buru- buru melepaskan tangannya dari kemaluan dan bukit kembarnya, aqu langsung menangkap tangannya dan berbisik lagi

“Terusin saja, aqu akan membantumu.” kemudian aqu duduk dibelakang Nindya dan menyuruh Nindya untuk duduk di pangkuanku yg waktu itu kemaluanku sudah menegang dan aqu rasa Nindya menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yg aqu kenakan.

Dgn perlahan-lahan, tanganku aqu lingkarkan keatas bukit kembarnya dan ciumanku yg menggelora mencium leher putih Nindya, tangan kananku membuka kancing baju Nindya satu demi satu sampai nampak bukit kembarnya yg masih ditutupi BRA yg bentuknya sama pada waktu kejadian yg sore lalu. Nindya sesekali menggelinjat pada waktu aqu menyentuh dan meremas bukit kembarnya tetapi hal tersebut belum cukup, maka aqu buka sebagian kancing baju seragam yg basah yg digunakan Nindya kemudian tagan kiri aqu masuk ke dalam rok Nindya

dan memainkan bukit kecilnya yg sudah basah dan pada waktu itu rok yg ia gunakan aqu naikan ke perutnya dgn paksa sehingga nampak dgn jelas G string yg ia gunakan. Aqu langsung merebahkan badannya diatas karpet sembari mencium bibir dan telinganya dgn penuh napsu dan secara perlahan-lahan ciuman tersebut aqu alihkan ke leher mulusnya dan menyusup ke kedua gunung kembarnya yg masih tertutup BRA yg membuat Nindya makin terangsang dan tanpa dia sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yg sangat keras.Berita seks


“Ahhhhh terussssssss Omm…….. terusssssss…. nikmattttttt….. ahh…. ahhhhhhhhhhh……. isap terus Om.. Ahhhh…….. mhhhhhhhh. Omm…” Sesudah lama mengisap bukit kembarnya yg membuat pentil bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda, perlahan- lahan ciuman aqu alihkan ke perutnya yg masih rata dan sangat mulus membuat Nindya tambah kenikmatan.

“Ahh ugggh…. uuhh…. agh…. uhh…. aahh”, Mendengar desahan Nindya aqu makin tambah bernapsu untuk mencium kemaluannya, tetapi kegiatanku di perut Nindya belum selesai dan aqu hanya menggunakan tangan kiri aqu untuk memainkan kemaluannya terutama klitorisnya yg kemudian dgn menggunakan ketiga jari tangan kiri aqu, ceritasexual.com aqu berusaha untuk memasukan kedalam kemaluan Nindya, tetapi ketiga jari aqu tersebut tak pas dgn ukuran kemaluannya sehingga aqu mencoba menggunakan dua jari tetapi itupun sia-sia yg membuat aqu berpikir sempit juga kemaluan anak ini, tetapi sesudah aqu menggunakan satu jari barulah dapat masuk kedalam kemaluannya, itupun dgn susah payah kerana sempitnya kemaluan Nindya.

Dgn perlahan-lahan kumaju mundurkan jari ku tersebut yg membuat Nindya mendesah.
“Auuuuuggggkkkk…” jerit Nindya.
“Ah… tekan Omm.. enaaaakkkkk…terusssss Ommm…” Sampai beberapa menit kemudia Nindya mendesah dgn panjang.

“Ahh ugggh…, uuhh…, agh…, uhh…, aahh”, yg membuat Nindya terkulai lemah dan aqu rasa ada cairan kental yg menyempor ke jari aqu dan aqu menyadari bahwa Nindya baru saja merasakan Orgasme yg sangat nikmat. Aqu tarik tangan aqu dari kemaluannya dan aqu meletakan tangan aqu tersebut dihidungnya agar Nindya dapat mencium bau cairan cintannya.

Sesudah beberapa waktu aqu melihat Nindya mulai merasa segar kembali dan kemudian aqu menyuruh dia untuk mengikuti gerakan seperti yg ada di pilm saru yg aqu putar yaitu menari striptis, tetapi Nindya tampak malu tetapi dia kemudian bersedia dan mulai menari layaknya penari striptis sungguhan. Perlahan-lahan Nindya menanggalkan baju yg ia kenakan dan tersisa hanyalah BRA seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya yg melingkar diperutnya sehingga hanya nampak G string yg ia kenakan dan aqu menyuruhnya menuju ke sopa dan meminta dia untuk melaqukan posisi doggy, Nindya pun menurutinya dan dia pun bertumpuh dgn kedua lutut dan telapak tangannya.

Dgn melihat Nindya pada posisi demikian aqu langsug menarik G string yg ia kenakan ke arah perutnya yg membuat belahan kemaluannya yg sudah basah terbentuk dari balik G string nya, dan aqupun mengisap kemaluannya dari balik G string nya dan perlahan-lahan aqu turunkan G string nya dgn cepat sehingga G string yg Nindya kenakan berada di ke dua paha mulusnya, sehingga dgn leluasa dan penuh semangat aqu menjilat, meniup, memelintir klitorisnya dgn mulut aqu.

“Aduh, Ommm…! Pelan-pelan dong..!” katanya sembari mendesis kesakitan Nindya menjatuhkan badannya kesopa dan hanya bertumpuh dgn menggunakan kedua lututnya. Aqu terus menjilati bibir kemaluannya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding kemaluannya dgn cepat yg membuat Nindya mendesah dgn panjang.

“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…,ooohh…, ehh”.
“Oooom…, uuhh…” Nindya menggeliat- geliat liar sembari memegangi pinggir sopa.

“Ahhh… mhhh… Omm…” demikian desahannya. Aqu terus beroperasi dikemaluannya. Lidahku semakin intensip menjilati liang kemaluan Nindya. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam kemaluannya, membuat Nindya tersentak dan kemaluanik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dgn kemaluannya sembari memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dgn liar, sehingga Nindya semakin tak karuan menggeliat.Sesudah cukup puas memainkan kemaluannya dgn lidahku dan aqu dapat merasakan kemaluannya yg teramat basah oleh lendirnya aqu pun membuka BRA yg dikenakan Nindya begitupun dgn G string yg masih melingkar dipahanya dan aqu menyuruh di untuk duduk disopa sembari menyuruh dia membuka celana yg aqu gunakan, tetapi Nindya masih malu untuk melaqukannya, sehingga aqu mengambil keputusan yaitu dgn menuntun tanggannya masuk ke balik celana aqu dan menyuruh dia memegang kemaluan aqu yg sudah menegang dari tadi.

Sesudah memegang kemaluan aqu, dgn sigapnya seluruh celana aqu di turunkannya tanpa malu-malu lagi oleh Nindya yg membuat kemaluan aqu yg agak besar untuk ukuran indonesia yaitu berukuran 20 cm dgn diameter 9 cm tersembul keluar yg membuat mata Nindya melotot memandang sembari memegangnya, dan aqu meminta Nindya mengisap kemaluan aqu dan dgn malu-malu pula ia mengisap dan mengulum kemaluan aqu, tetapi kemaluanku hanya dapat masuk sedalam 8 cm dimulut Nindya dan aqupun memaksakan untuk masik lebih dalam lagi sampai menyentuh tenggorokannya dan itu membuat Nindya hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya dgn pelan- pelan lalu mengulum-ngulumnya sembari mengocok-ngocoknya, dihisap- hisapnya sembari matanya menatap ke tampangku, aqu sampai merem melek merasakan kenikmatan yg tiada tara itu.

Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit kembarnya, kuremas-remas sembari ia terus mengisap-isap kemaluanku yg sudah menegang semakin menegang lagi. Kemudian aqu menyuruh Nindya mengurut kemaluanku dgn menggunakan bukit kembarnya yg masih berukuran sedang itu yg membuat bukit kembar Nindya semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan warna yg semakin merah. Sesudah puas, aqu rebahkan badan Nindya disopa dan aqu mengambil bantal sopa dan meletakan dibawan bokong Nindya (gaya konvensional) dan aqu buka kedua selangkangan Nindya yg membuat kemaluannya yg sudah membesar dan belum ditumbuhi rambut-rambut halus itu merekah sehingga nampak klitorisnya yg sudah membesar. Batang kemaluanku yg sudah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya.

Dalam hati aqu membatin,
“Ini dia waktunya… lo bakal habis,Nindya..!” mulai pelan-pelan aqu memasukkan kemaluanku ke liang surganya yg mulai basah, tetapi sangat sulit sekali, beberapa kali meleset, hingga dgn hati-hati aqu angkat kedua kaki Nindya yg panjang itu kebahu aqu, ceritasexual.com dan barulah aqu bisa memasukan kepala kemaluann aqu, dan hanya ujung kemaluanku saja yg dapat masuk pada bagian permukaan kemaluan Nindya.

“Aduhhhhhh Omm.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit Omm…” jerit Nindya dan nampak Nindya menggigit bibir bawahnya dan matanya nampak berkaca-kaca kerana kesakitan. Aqu lalu menarik kemaluanku kembali dan dgn hati2 aqu dorong untuk mencoba memasukannya kembali tetapi itupun sia-sia kerana masih rapatnya kemaluan Nindya walaupun sudah basah oleh lendirnya.

Dan sesudah beberapa kali aqu coba akhirnya sekali hentak maka sebagian kemaluan aqu masuk juga. Sewaktu kemudian aqu benar-benar sudah menembus “gawang” keperawanan Nindya sembari teriring suara jeritan kecil.

 “Oooooohhhhgpg….. sa… kiiiit…. Sekkkallliii…. Ommmmm….”, dan aqu maju mundurkan kemaluan aqu kedalam kemaluan Nindya
“Bless, jeb..!” jeb! jeb! “Uuh…, uh…, uh…, uuuh…”, ia mengerang.
“Auuuuuggggkkkk…” jerit Nindya.

“Ommm Ahh…, matt.., maatt.., .ii… aqu…” Mendengar erangan tersebut aqu lalu berhenti dan membiarkan kemaluan Nindya terbiasa dgn benda asing yg baru saja masuk dan aqu merasa kemaluan aqu di urut dan di isap oleh kemaluan Nindya,tetapi aqu tetap diam saja sembari mengisap bibir mungilnya dan membisikan.

“Tenang sayg nanti juga hilang sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan merasa enakan.” Sebelum Nindya sadar dgn apa yg terjadi, aqu menyodokkan kembali kemaluanku ke dalam kemaluan Nindya dgn cepat tetapi kerana masih sempit dan dangkalnya nya kemaluan Nindya maka kemaluanku hanya dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak kesakitan ketiga aqu paksa lebih dalam lagi.

“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”.
“Ooommm…,sakkkitt…… uuhh…, Ommm…,sakitttt……….. ahh”.
“Sakit sekali………… Ommm…, auhh…, ohh…”

“Nindya tahan ya sayg”. Untuk menambah daya nikmat aqu meminta Nindya menurunkan kedua kakinya ke atas pinggulku sehingga jepitan kemaluannya terhadap kemaluanku semakin kuat.. Nyaman dan hangat sekali kemaluannya..! Kukocok keluar masuk kemaluanku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar kemaluanku membuat Nindya merasakan sakit pada kemaluannya. Rintihan kesakitannya semakin menambah napsuku. Setiap kali kemaluanku bergesek dgn kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tak terkatakan.Berita seks

Kemudian aqu meraih kedua gunung kembar yg berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dgn kuat dan kencang, sehingga Nindya menjerit setinggi langit. Aqupun langsung melumat bibir Nindya membut badan Nindya semakin menegang.

“Oooom…., ooohh…, aahh…, ugghh…, aqu…, au…, mau…, ah…, ahh…, ah…, ah…, uh…, uhh”, badan Nindya menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dgn cepat dan tangannya menjambak rambutku dan mencakar tanganku, tetapi tak kuperdulikan. Untunglah dia tak memiliki kuku yg panjang..! Kemudian Nindya memeluk badanku dgn erat. Nindya sudah mengalami orgasme untuk yg kesekian kalinya.

“Aaww…, ooww…, sshh…, aahh”, desahnya lagi.
“Aawwuuww…, aahh…, sshh…, terus Ommm, terruuss…, oohh”
“Oohh…, ooww…, ooww…, uuhh…, aahh… “, rintihnya lemas menahan nikmat ketiga hampir 18 cm kemaluanku masuk kedalam kemaluannya dan menyentuh rahimmnya.
“Ahh…, ahh…, Oohh…” dan,
“Crrtt…, crtr.., crt…, crtt”, air maninya keluar.
“Uuhh… uuh… aduh.. aduh… aduhh.. uhh… terus.. terus.. cepat… cepat aduhhh..!” Sementara napas saya seolah memburunya,
“Ehh… ehhh… ehh..” “Uhhh… uhhh…. aduh… aduh… cepat.. cepat Ommm… aduh..!”
“Hehh.. eh… eh… ehhh..” “Aachh… aqu mau keluar… oohh… yes,” dan…
“Creeet… creeet… creeet…”
“Aaaoooww… sakit… ooohhh… yeeaah… terus… aaahhh… masukkin yg dalam Ommm ooohhh… aqu mau keluar… terus… aahhh… enak benar, aqu… nggak tahaaan… aaakkhhh…”


Sesudah Nindya orgasme aqu semakin bernapsu memompa kemaluanku kedalam kemaluannya, aqu tak menyadari lagi bahwa cewek yg aqu nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Nindya pun semakin lemas dan hanya pasrah kemaluannya aqu sodok. Sementara itu … aqu dengarkan lirih … suara Nindya menahan sakit kerana tekanan kemaluanku kedalam liang kemaluannya yg semakin dalam menembus rahimnya. Aqu pun semakin cepat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10 menit aqu melaqukan gerakan itu.

Tiba-tiba aqu merasakan denyutan yg semakin keras untuk menarik kemaluanku lebih dalam lagi, dan..
“Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan… sedikit lagi.., ayo..!” kudengar pintanya dgn suara yg kecil sembari mengikuti gerakan pinggulku yg semakin menjadi. Dan tak lama kemudian badan kami berdua menegang sewaktu, lalu..,
“Seerr..!” terasa air maniku mencair dan keluar memenuhi kemaluan Nindya, kami pun lemas dgn keringat yg semakin membasah di badan.

Aqu langsung memeluk Nindya dan membisikan
“Kamu hebat sayg, apa kamu puas..?” diapun tersenyum puas, kemudian aqu menarik kemaluan aqu dari kemaluannya sehingga sebagian cairan sperma yg aqu tumpahkan di dalam kemaluannya keluar bersama darah keperawanannya, yg membuat napsuku naik kembali, dan aqupun memompa kemaluan Nindya kembali dan ini aqu laqukan sampai sore hari dan kemaluan Nindya mulai terbiasa dan sudah dapat mengimbagi seluruh gerakanku dan aqupun mengajarinya beberapa gaya dalam bercinta. Sembari menanyakan beberapa hal kepadanya
“Kok anak SMP kaya kamu udah mengenakan G string dan BRA seksi” Nindya pun menjelaskannya
“bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya” bahkan katanya ia memiliki daster tembus pandang (transparan). Mendengar cerita Nindya aqu langsung berpikir adiknya saja udah hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga.

Kapan-kapan aqu akan menikmatinya juga. Sesudah kejadian itu saya dan Nindya sering melaqukan Sex di rumah saya dan di rumahnya sewaktu ortu dan kakanya pergi, yg biasanya kami laqukan di ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, meja kerja, meja makan, dapur., halaman belakang rumah dgn berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dgn dia. Nindya sekarang sudah berumur 14 tahun dan masih suka dateng mengunjungi rumah saya, bahkan Nindya tak keberatan bila aqu suruh melayani temen-temen aqu dan pernah sekali ia melayani empat sekaligus temen-temen aqu yg membuat Nindya tak sadarkan diri selama 12 jam, tetapi sesudah sadar ia meminta agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya. Yg membuat aqu berpikir bahwa anak ini maniak sex, dan itu membuat aqu senang kerana sudah ada ABG yg memuaskan aqu dan temen-temen aqu, dan aqu akan menggunakan dia untuk dapat mendekati kakak dan sepupunya.

TAMAT
Share:

Senin, 29 April 2019

Cerita Dewasa Air Mani Menetes di Memek Ibu

Cersex69  Aku ingin memperkenalkan diriku dahulu namaku jimmy sungguh cerita ini memang tidak pantas , tapi karena keresahan hati aku menekatkan untuk mengshare , saat ini umurku 19 tahunaku menjadi mahasiswa PTS di Surabaya, keluargaku adalah broken home kedua orang tuaku berpisah saat aku berumur masih kecil.


Aku tinggal bersama ayahku, singkat cerita sampai suatu hari dia terlibat masalah di luar negeri dan lalu aku tinggal bersama ibu kandung dan adikku.
Nafsu seksku sangat besar, hampir setiap hari aku melakukan onani akibat ga kuat menahan gejolak sex. Setelah 3 minggu aku tinggal bersama mereka, timbul nafsu birahiku untuk menyetubuhi ibuku.

Bagaimana tidak terangsang melihat wajah cantik yang dewasa dan menggairahkan serta tubuh yang seksi luar biasa (mungkin dikarenakan ikut senam). Setiap ibuku mandi, aku selalu menyempatkan diri untuk mengintipnya. Sambil melihat aku pun melakukan onani sampai-sampai maniku berceceran di lantai tempatku mengintip.



Setiap hari aku melakukan aktifitas ini tanpa takut ketahuan oleh ibu maupun adik dan pembantuku. Terkadang kalau tidak sempat, aku tidak membersihkan bekas maniku karena takut ibuku lebih dulu datang. Aku tidak tahu dia sadar akan hal ini atau tidak, tapi yang pasti sampai 3 minggu ini masih aman.

Pada pagi hari ibu menyiapkan sarapan untukku, aku duduk di meja makan menunggu sarapan tiba. Waktu itu adikku sudah berangkat sekolah, sedangkan pembantuku belanja ke pasar. Kulihat ibuku hanya memakai celana dalam, sedangkan bagian atasnya dia hanya memakai kaos, sehingga tonjolan dadanya terlihat sekali.

Mungkin dia tidak risih berpakaian demikian karena seisi rumah biasanya hanya wanita, tetapi aku yang melihatnya membuat jantungku berdegup kencang dan darah mudaku pun mendesir. Apalagi sarapan yang kumakan kebanyakan menambah libido, sehingga birahiku pun semakin tinggi.

“Say.., celanamu kenapa..?” tanyanya.

Memang pada saat itu batang kemaluanku tegang sekali sampai terlihat dari luar celana. Saking kagetnya ditanya demikian, gelas yang sedang kuminum pun tumpah, untung tidak pecah.

“Kalau minum pelan-pelan dong, Sayang..” sahutnya sambil mendekatiku dan mengelap tumpahan air di bajuku.

Begitu dia mendekat aku merasa tidak tahan lagi. Aku segera berdiri dan memeluknya serta menghisap lehernya. Waktu itu otakku sudah keruh dan tak perduli apa-apa lagi.

“Say, jangan.. aku ini ibumu..,” hanya itu yang dia katakan, tetapi dia sedikit pun tidak melawan, malah kemudian membiarkan aku membuka kaosnya sehingga tubuh indahnya pun terlihat. Aku pun mulai menggerayangi seluruh tubuhnya, payudaranya yang besar kuhisap seperti pada waktu aku masih bayi, dan tanganku kupakai untuk memijat payudara sebelahnya serta untuk memeluknya.

Setelah itu daerah erotis lainnya pun segera kunikmati seperti dadanya, ketiak, sampai akhirnya aku terduduk mengarah persis di celana dalamnya. Kulihat waktu itu CD-nya sudah basah sekali, lalu kutarik CD-nya ke bawah dan langsung aku melakuan oral seks di liang kewanitaan ibuku.



Waktu itu terciumlah bau khas wanita yang sebenarnya kurang sedap, tapi bau itu merupakan bau terindah yang pernah kucium dikarenakan nafsuku sudah memuncak.

Aku pun menciumi permukaan memek nya sambil lidahku menari-nari di daerah paling sensitifnya, perbuatanku ini membuatnya melonjak seperti kesetrum.

“Cukup Jim, hentikanlaah.. aah..” katanya tetapi tangannya terus memegangi kepalaku yang tenggelam di selangkangannya, bahkan menahanku untuk tetap menjilatinya.

Saat lidahku menjilati klitorisnya dengan lembut, tidak lama kemudian tubuh ibuku mengejang dengan hebat, dan desahannya semakin keras.

Aku tidak perduli lagi dan terus menjilati kemaluan ibuku yang memuncratkan cairan-cairan kental saat dia mencapai orgasme tadi. Kuhisap semua cairan yang keluar, meskipun rasanya aneh di lidah tetapi terasa nikmat sekali.

Kemudian ibuku yang terlihat lelah melepaskan kepalaku dan duduk di kursi makan. Aku pun segera berdiri dan melucuti pakaianku. Dia tampak terkesan melihat batang kemaluanku yang besar dengan panjang kira-kira 15 cm dan berdiameter 4 cm.

Ketika aku mendekat, ibuku mendorongku hingga aku terduduk di kursi makan dengan sisa tenaganya yang lemas. Kupikir ibuku menolak dan akan marah, tetapi dia segera berlutut mengarah ke batang kejantananku. Mulutnya begitu dekat ke kemaluanku tetapi dia diam saja. Aku yang sudah tidak tahan segera mendorong kepalanya menuju batang kejantananku.

Ibuku langsung mengulum penis ku dengan penuh nafsu. Hal itu terlihat dari kulumannya yang liar dan berirama cepat serta tangannya menggosok pangkal kemaluanku. Sambil dia melakukannya, kubelai rambutnya dan merasakan kenikmatan yang luar biasa, tidak terkira dan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata. Sampai akhirnya aku merasa tidak tahan lagi, air maniku menyembur di dalam mulut ibuku.



Dia segera memuntahkannya, dan kemudian membersihkan sisa-sisa air mani yang menetes di batang kejantananku dengan mulutnya. Melihat batang kejantananku masih tegang, dia segera naik ke pangkuanku dan membimbing burungku memasuki sarangnya.

Akhirnya tenggelamlah seluruh batang kemaluanku ini ke liang senggamanya. Gila.., rasanya luar biasa sekali. Meski aku sering jajan, tapi kuakui liang kewaniataan ibuku ini terasa nikmat luar biasa dibanding lainnya.

Dia mulai naik turun menggosok batang kejantananku sambil memeluk kepalaku sehingga aku berada persis di belahan payudaranya. Hal itu kumanfaatkan untuk menikmati sekitar wilayah dadanya. Akhirnya dia berada di puncak orgasmenya, dan langsung mengerang kenikmatan.

Aku pun mulai kewalahan menghadapi goyangannya yang semakin liar, dan akhirnya muncratlah air maniku untuk kedua kalinya di dalam liang senggamanya. Kami pun lalu saling berciuman dengan mesra. Kemudian tanpa berkata apa-apa, dia langsung menuju kamar mandi dan membersihkan badannya.

Waktu itu aku sadar bahwa aku telah menyetubuhi ibuku sendiri, karena merasa bersalah aku segera meninggalkannya untuk berangkat kuliah setelah berbenah, sementara dia masih di kamar mandi. Aku tidak tahu apa nantinya yang kulakukan dan bingung menghadapi ini semua.


TAMAT
Share:

Cerita Dewasa Aku Jadi Gigolo Arisan Tante Tante

Cersex69 - Perkenalkan nama saya Dedi (25 tahun), saya berdomisili di Bandung. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan banyak terima kasih karena saya diberi kesempatan untuk menulis pengalaman saya. Adapun cerita ini bukan bohong ataupun dibuat-buat, dan juga bukan hanya sekedar karangan semata, melainkan apa yang saya ceritakan di bawah ini adalah benar-benar terjadi pada kehidupan saya hingga kini.

Setelah SMA, dengan sedikit memaksa aku ingin kuliah di Bandung. Sedikit banyak jiwa pemberontakanku mulai nampak. Aku bersikeras dengan keinginanku, meskipun pada awalnya kedua orangtua berusaha keras menolak Di Bandung, awal-awal aku duduk di bangku kuliah, aku merasakan sebagai sosok lelaki yang kerdil. Dalam hati, aku seakan tidak dapat menerima pergaulan dengan mereka yang tidak bergaya hidup pas-pasan. Aku merasakan dapat menempatkan diri di tengah mereka. Entah mengapa, aku cenderung memilih-milih pergaulan.

Tipikal yang menjadi temanku adalah mereka yang bergaya hidup wah. Aku cenderung menjauh dari pergaulan yang gaya hidup pas-pasan. Hal ini dikarenakan perasaan superiority complex yang ada di benakku. Dari pakaian yang dikenakan atau gaya bicara, aku dapat menilai, apakah mereka anak orang kaya sepertiku atau tidak.

Ketika itu usiaku sudah 20 tahun. Belakangan, aku merasakan cocok dengan salah seorang teman yang bernama Tony. Kunilai dia anak orang kaya di kota lain terlihat dengan gemerlap kehidupannya yang suka sekali berfoya-foya. Kulihat lama-kelamaan dia pun seakan menunjukkan sikap yang cocok berteman denganku. Kami pun berteman baik. Namun di balik kebanggaanku bergaul dengannya, disitulah aku langkahkan kaki ke jalan yang salah untuk melangkah. Aku terlibat dalam pergaulan yang salah dan tidak wajar. Lambat laun, aku terbawa arus nakal Tony dan beberapa temannya.

Kehidupanku yang glamor dan banyak uang, seakan memuluskan jalan untuk berbuat seenaknya. Dari mulai minum-minum di beberapa cafe ataupun bar, menghisap ‘gele’ ataupun ‘ganja’ sampai ‘putaw’. Tidak hanya itu, pergaulanku yang akrab itu belakangan membawaku pada keinginan ‘main’ dengan ABG yang kami booking dari pinggir jalan utama kota kembang ini.

Dari semua pengalaman yang tadinya didasari rasa coba-coba dan ingin tahu itu, lama-kelamaan membuatku keranjingan. Kenakalanku tidak itu saja, melalui Tony pula aku diperkenalkan dengan seorang tante-tante yang umurnya kutaksir 35 tahun. Sebut saja namanya Tante Mia.
http://cariajah.club/register/mobile?ref=signup
Wanita itu, namanya membekas sampai sekarang, karena dialah wanita yang kuanggap mampu mengubah jalan hidupku. Dia wanita yang pertama kali kupeluk, kucium, dan juga wanita yang pertama kalinya tidur bersamaku.

Sebenarnya, Tante Mia adalah istri seorang pengusaha kaya. Karena sering kali kesepian akibat urusan bisnis suaminya, mengharuskan Tante Mia banyak ditinggal sendirian di rumah. Suaminya kerap kali melancong ke luar kota bahkan ke luar negeri dalam waktu lama.

Awal perkenalan kami terjadi di sebuah cafe di sebuah hotel ternama di kawasan pusat kota di Bandung. Petang itu, aku datang bersama Tony yang lebih dulu akrab dengan Tante Mia. Sebenarnya aku tidak mengira kalau temanku itu sengaja menyodorkanku untuk memuaskan nafsu birahi Tante Mia.

Semua itu baru terungkap saat temanku mohon diri dengan alasan ada kepentingan mendadak. Jadilah kami hanya menikmati lembutnya alunan musik live berduaan saja. Awalnya, hanya sekedar ngobrol sana-sini, namun satu ketika Tante Mia mengisyaratkan satu tingkah nakal. Tak pelak sebagai lelaki normal, semua itu mengundang birahiku. Rasanya klop sudah, saat dia menawarkanku untuk menginap di hotel dimana dia telah booking kamar.

Aku yang awalnya merasa ragu, akhirnya tidak berkutik, aku pun bagaikan kerbau dicocok hidungnya. Kuiyakan saja semua permintaan Tante Mia, termasuk keinginannya mengajaku menginap di hotel. Dalam hati aku berpikir, rasanya sangat disayangkan jika semuanya ini disia-siakan.

Meskipun tubuhnya tidak terlalu tinggi untuk seukuran wanita indonesia, wajahnya yang bersih dan terawat, menyiratkan bias kecantikannya. Gaya bicaranya yang mirip dengan yang dikatakan ABG kekinian, menambah kecentilan Tante Mia.

Kuungkapkan keraguan jika nantinya Tony datang dan mencari kami dimana dia meninggalkan kami berdua di cafe tersebut, namun semua kekhawatiran itu hanya ditanggapi dengan senyum tenang dan menawan yang merekah di kedua bibir Tante Mia.

Dia pun meyakinkanku bahwa Tony tidak akan kembali ke cafe lagi. Dapat ditebak apa yang akan terjadi, jika lelaki normal yang telah dewasa berduaan di dalam kamar bersama wanita cantik dan matang, yang ada tentu kobaran nafsu yang menggelora. Dan benar saja, hubungan badan pun terjadi di antara kami.

Dibelainya rambutku, didekapnya tubuhku yang tak berbalut selembar kain pun. Dadaku dielus dan diciumi dengan penuh nafsu. Saling pagut dan raba pun tidak terelakkan lagi. Kemudian apa yang seharusnya hanya boleh dilakukan oleh suami-istri itu bersama Tante Mia dengan nafsu yang bergelora itu pun terjadi.

Tidak hanya sekali, aku melakukannya saat malam itu. Tenaga Tante Mia yang sangat liar memacu gelora birahi. Aku merasa begitu tersanjung, sekaligus banyak belajar dari Tante Mia. Sungguh aku merasakan ada pengalaman baru dan sangat mengesankan yang selama ini belum pernah kualami.

Kurasakan juga bagaimana gelora birahinya yang menggebu. Aku merasa tertantang untuk mengimbanginya. Dan ternyata aku berhasil memuasinya. Ini dikatakannya sendiri oleh Tante Mia. Setelah puas dengan permainan binal Tante Mia di atas ranjang, kembali kegundahan menyeriangi di benakku. Kepada Tante Mia kuwanti-wanti untuk tidak menceritakannya kepada Tony ataupun siapa saja. Namun dia hanya tersenyum tipis menghadapi kegundahanku.

“Kenapa mesti risau..? Tony adalah kekasih gelapku juga. Dalam waktu-waktu tertentu, dengan senang hati dia melayaniku..” kata Tante Mia. Setelah itu, jadilah aku mulai ikut berpetualang sebagai pemuas nafsu seks, kukejar perasaan nikmat dan gairahku dengan Tante Erlyn, Tante Sofia, Tante Sally, dan beberapa tante lainnya.

Aku pun seakan dimanjakan oleh mereka dengan limpahan uang yang datangnya bagaikan air yang mengalir. Namun aku memiliki langganan yang mengaku sangat terkesan dengan pelayananku. Dia seorang dokter di Jakarta. Perkenalanku terjadi saat di suatu sore tiba-tiba HP-ku berdering. Dengan dalih untuk dipijat tubuhnya, suara wanita itu menginginkan agar aku datang ke sebuah hotel di kawasan jantung kota Bandung. Aku pun meluncur ke hotel yang dimaksud.

Sore itu menjadi awal bagi permainan yang panas dengan sang dokter yang sedang mengikuti seminar di Bandung ini. Dokter yang berwajah cantik itu sangat ganas memperlakukanku, nafsu birahinya yang besar membuatku kewalahan. Tidak hanya di tempat tidur saja dia menginginkan permainan panas denganku.

Itu semua dilakukan di sofa ruang tamu kamar hotel, di kamar mandi, ataupun di kaca rias kamar suite yang disewanya itu. Setelah puas, baru ia memberiku banyak uang, Dan rasanya itulah rekor bayaranku yang kuterima sebagai gigolo pemuas nafsu. Dia pun barjanji akan kembali lagi untuk memintaku untuk melayaninya.

Benar saja, beberapa bulan kemudian sang dokter itu kembali lagi ke Bandung, kali ini dia tidak sendiri, melainkan membawa 2 orang temannya yang mengaku Tante Lusi, dan Tante Nina. Setelah aku diminta melayani mereka bertiga, aku pun melakukannya dengan baik hingga mereka puas. Tidak hanya sekaligus kami bertiga bermain, melainkan aku melayaninya satu persatu. Keesokan paginya mereka pun kembali ke Jakarta.

Tetapi alangkah terkejutnya aku, minggu kemudian sang dokter kembali lagi bersama temannya kembali, kali ini hanya seorang, dia bernama Tante Siska. Seperti sebelumnya, dia meminta kupuasi nafsu seksnya, sebelum akhirnya memintaku untuk melakukan hal yang sama terhadap temannya itu.

Kali ini dalam benakku ada berbagai pertanyaan, “Ada apa di balik keanehan ini..?” Dalam suatu kesempatan, terbukalah tabir rahasia itu. Menurut Tante Siska teman sang dokter itu, dia adalah salah satu anggota arisan yang bandarnya adalah Ibu dokter itu. Mereka beranggapan bahwa aku lah pria yang dipilih, dan yang paling hebat, dan kuat dalam memuasi mereka.

Jadi aku dijadikan komoditi arisan seks oleh mereka yang terdiri dari istri pengusaha dan pejabat. Gila, betapa terkejutnya aku mendapat jawaban itu. Namun aku berusaha mengendalikan kegundahanku, aku tidak perduli dengan perasaanku, toh aku mendapat imbalan jasa yang sangat besar dari mereka. Dan aku pun dapat memanfaat uang tersebut untuk kuliahku.
TAMAT
Share:

Minggu, 28 April 2019

Cerita Dewasa Betapa Indah Memeh Bersihmu

Cersex69  Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya. Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku


Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi. Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat.

Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.

Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan Mbak Rini. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya.


Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Agus ikut nonton bersama kami.

“Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih..!”
“Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Res diajak sekalian.” katanya menyebut isteriku.
Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah.

“Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..?” kata isteriku ketika kuajak.
Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Agus. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Agus, karena sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Resty tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur.

Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Resty tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi.

Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Resty langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan.
“Mas.., sekarang Mas..!” pinta isteriku memelas.
Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang.

Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, “Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?”
Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Rini lah yang menaikkan tensiku pagi ini.

Sorenya Agus datang ke rumahku, “Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..?” tanyanya setelah kami berbasa-basi.
“Maksudmu apa Gus..?” tanyaku heran.
“Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Resty bergulat setelah ngobrol dengannya.”
Loh, aku heran, dari mana Rini nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan.
Agus langsung menambahkan, “Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas.” katanya tanpa malu-malu.


“Begini saja Mas,” tanpa harus memahami perasaanku, Agus langsung melanjutkan, “Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?”
“Acara apa Gus..?” tanyaku penasaran.
“Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?”
“Pesta apaan..? Gila kamu.”
“Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?”

Malamnya, menjelang pukul 20.00, Agus bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Agus dari rumahnya.

Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Resty juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Resty sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya. Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.

Kuperhatikan Agus perlahan-lahan mendudukkan Rini di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Rini juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang.

Perlahan-lahan Agus membuka BH Rini, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka.
“Kegilaan apa lagi ini..?” batinku.
Seolah-olah Agus mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Agus.

Kemudian kudekati Rini yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Agus kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Resty yang biasanya aku lah yang melakukannya.

Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Rini. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Rini ini.

“Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..!” erang Rini seolah sudah siap untuk melakukannya.
Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Rini yang memang betul-betul sempurna. Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.

Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.
“Sshh.., akh..!” Rini menggelinjang nikmat.
Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Rini mendesis.

Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Rini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Rini bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Rini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat.

Rini memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Agus dan isteriku seperti membentuk angka 69. Resty ada di bawah sambil mengulum kemaluan Agus, sementara Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami.

Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Rini, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Rini terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya.

Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Rini.
Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Rini mendesis, “Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh..!”
Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.

Tanganku sekarang sudah meremas payudara Rini dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Rini pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Rini nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Rini berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Agus dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Rini.

Luar biasa kemaluan Rini ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Rini merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Rini sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Rini juga semakin ketat karena membungkuk.


Kukangkangkan kaki Rini dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Rini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Rini membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Rini pun menikmati gaya ini.

Buah dada Rini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Rini sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Rini semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya.

Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Rini ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Rini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Rini menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Rini.

Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Rini semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya. Tiba-tiba Rini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Rini menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Rini menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.

Mulutku terasa asin, ternyata bibir Rini berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Agus dan isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya. Kulihat Resty tersenyum puas. Sementara Rini tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Rini. Kulihat Rini tidak memperdulikannya.

Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Rini. Rini tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Resty juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi.

Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Agus dan Rini sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Rini berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku. Seandainya saja..


TAMAT
Share:

Cerita Dewasa Sex Dengan Amoy Binal

Cersex69 - Aku kerja sebagai trainer brenang disatu sport hall yang berada di kawasan prumahan elit yang mayoritas penghuninya warga keturunan. Perumahannya mewah, rumahnya gak banyak tapi besar2. Sport hallnya lengkap, lapangan tenis, gym, kolam renang, malah disediakan juga lapangan basket merangkap volley dan bulu tangkis.

kalo peralatan untuk tenis meja ada didepan gym. Lengkaplah fasilitasnya termasuk sauna. Aku bekerja sebagai trainer renang. asik juga ngajarin renang disitu karena yang ikutan blajar renang banyakan amoy, cantik, putih mulus, dan sexy lagi. Salah satu yang ikutan blajar reang dengan aku adalah Fang-fang. Amoy yang satu ini imut, tinggi 165, berat 47, toketnya 32C kayanya.

kalo les dia pake baju renang yang terusan, model celana pendek dan blus lengan pendek, sehingga paha mulusnya gak bisa dilihat sampe selangkangannya. Tapi dengan baju renang seperti itu, bodinya Fang-fang tetap paling menarik diantara amoy laennya yang belajar denganku. Dia belum kuliah, masi skolah katanya, baru kelas 1 lagi, masi ranum2nya abege banget.

Kalo ngajarin renang, salah satunya adalah bagaimana bisa berlatih meragakan gerakan reang yang benar, sehingga aku menahan badan mereka di kedua tanganku. Karena didalem aer, jadi gak terlalu berat menahan badan mreka dengan kedua tanganku yang kurentangkan kedepan. Ketika mreka melatih gerakan renangnya, badannya tentunya terguncang2, aku sering memanfaatkan kesempatan itu untuk meremas pelan toket mereka, tanganku tepat berada dibagian dada dan selangkangan.

Tangan satunya cuma bisa meremas paha saja. Toket Fang-fang terasa kenyal dan montok ketika kuremas pelan, ketika itu sedang gilirannya melatih gerakan renangnya. Sehabis selesai, dia cuma tersenyum saja memandangiku, senyuman yang penuh arti, aku merasa dia tahu bahwa aku memanfaatkan kesempatan itu untuk memerah toketnya walaupun pelan. “Om tadi grepe2 Fang-fang ya”, bisiknya pelan sambil tersenyum. Aku kaget juga mendengar bisikannya, tapi melihat dia tersenyum ya keterkejutanku ilang dengan sendirinya.

“Montok kamu Fang”, jawabku. “Ih si om genit”, katanya sambil mencubit perutku. “Ih nyubit diperut, ntar nyenggol lagi”, kataku. “Om mau disenggol? ntar fang-fang senggol deh”, katanya sambil mengelus selangkanganku. aku memang memakai celana renang model celana pendek yang longgar. Kaget juga ketika dia mengelus selangkanganku

“Om gede dan keras banget, om horny ya grepe2 Fang-fang”, katanya sambil senyum. Binal juga ni amoy pikirku. “Om, disini rame, om mau gak ngajarin Fang-fang renang dirumah”. “Jadi private dong”. “Gak apa, Fang-fang bayar tarif private om deh”. “Gak usah, dengan segala senang hati, om mau kok ngajarin Fang-fang dirumah. ada kolam renangnya dirumah”. “ada om, tapi gak sebesar disini, separuhnyalah”. “Trus Fang-fang mo ajak sodara”. “Gak om, Fang-fang sendiri”. “Mangnya bole ma ortu blajar dirumah”. “Ortu di spore kok om, kalo libur Fang-fang kesana”. “O itu”, pantes binal pikirku, bebas sendirian disini dan pastinya gak pernah kekurangan uang.

“Trus kapan mo mulainya”. “Tiap ari juga boleh om”. “Hah, tiap ari”. “Iya biar cepet bisa, juga kalo dirumah kan lebi bebas katimbang disini rame”. Aku menduga ada udang dibalik bakwan ni dari ucapannya barusan. “Kalo tiap ari om susah ngatur jadwalnya ma disini. Bisanya cuma kalo om gak ngajar disini”. “Gitu juga boleh om, hari apa aja”. Kita buat kesepakatan hari blajar renangnya. Karena di sport hall aq ngajar 4 hari, makanya tinggal 3 hari sisanya.

Pada hari yang sudah dijanjikan, aku kerumah Fang-fang, besar rumahnya. Dia membuka sendiri gerbang rumahnya, aku diajaknya masuk kedalam. Mobil bututku jadi ngerusak pemandangan indah di halaman rumahnya. Fang-fang langsung mengajakku ke dalem, rumahnya besar, jadi ruangannya juga serba besar dan mewah, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan serba besar dengan perabotan lengkap. Yang aku heran rumahnya sepi. “Kok sepi rumahnya Fang”.
http://cariajah.club/register/mobile?ref=signup
“Iya om, Fang-fang sendirian dirumah ini”. “Gak ada pembantu?” “ada tapi di counter mreka aja, mereka gak masuk kedalem rumah kalo gak perlu”. “O gitu, jadi bebas dong gak ada yang ganggu”. “Iya om hadi bebas grepe2 nya ha ha”, dia tertawa lepas. “O mau toh di grepe2”. “Fang-fang tuker baju dulu ya, tuh kolamnya di halaman blakang”. Aku menuju ke halaman blakang, Halaman tertutup tembok tinggi, ada pool kecil, tapi cukuplah untuk melatih gerakan tangan dan kaki. Untuk memperlancar ketrampilannya renangnya lebih efektif dikolam besar sesuai standard. Aku melepaskan pakeanku, tinggal hanya memakai celana gombrongku. Aku langsung nyemplung ke pool, semeter dalemnya.

Fang-fang keluar hanya berbikini. aku sampe menelen ldah melihat pemandangan yang sangat merangsang. Bodinya yang seksi hanya ditutupi bikini minim, branya model ditaliin kebelakang, kayanya kekecilan untuk menampung toketnya yang ranum. CD nya model g string, tidak dapat menutupi jembutnya yang lebat. “Wah Fang, aku horny banget ni liat kamu pake bikini minim gini”. “apa lepas aja ya om”. “Nantilah, yang dikasi liat dikit2 kan lebih horny lagi”.

Memang sempurna Fang-fang dilahirkan sebagai prempuan. Wajah cantik dengan mata yang menipit dihiasi dengan hidung yang mancung dan bibir yang mungil, sangat mengundang untuk dikulum. Rambutnya dipotong pendek seperti lelaki tetapi sangat serasi dengan wajahnya yang tirus itu, menambah kecantikannya. Kulitnya putih mulus, bodinya seksi banget.

Selain toketnya yang membusung, pinggang ramping, perutnya rata sengan puser yang berbentuk garis keatas, Pantatnya yang bulet tidak tertutup apa2, karena dia mengenakan cd model gstring dimana bagian blakangnnya menyelip ke belahan pantatnya. Pantatnya bergoyang krkiri dan kanan mengikuti ayunan langkahnya. kon tolku langsung meronta2 disuguhi pmandangan yang memabokkan itu.

Dia pun ikutan nyemplung ke kolam dan langsung latihan. Aku menganjurkan latihan tangan dan kaki dilakukan sendiri2 sembari berpegangan ke pinggir kolam. Mula2 latihan kaki, aku membetulkan kalo gerakannya keliru. Cukup melelahkan karena dia latihan sendiri, sehingga gak ada jeda karena harus gantian dengan orang laen. Habis latihan kaki, sekarang latihan tangan dengan mencantolkan kaki pada pegangan dipinggir pool, ini lebih berat lagi karena sekalian sambil latihan mengambil napas.

Sebentar latihan saja, dia dah kelelahan. Aku mengkoreksi gerakan tangannya dan minta dia mengulanginya lagi setelah jeda sbentar. Setelah itu latihan meluncur dengan gerakan kaki saja, dilanjutkan dengan gerakan tangan saja. Karena lebar kolam gak jauh, maka meluncur dengan gerakan kaki saja dengan mudah dilakukannya. Setelah benar, mulai meluncur dengan gerakan tangan saja, sedikit lebih berat karena daya luncurnya lebih lambat dengan hanya gerakan tangan dibanding dengan hanya gerakan kaki. Dia sbentar saja sudah kelelahan. aku kembali mengkoreksi gerakan tangannya dan minta dia untuk melakukannya lagi.

Aku sengaja tidak menyentuh tubuhnya supaya napsuku tidak menggelegak naek, walaupun kon tolku tetap saja menunjuk ke arah utara. “Wah om, cape banget ya latihan sendiri”. “Ya lah, kan jedanya lebi dikit, Tapi kan dengan waktu yang sama kamu bisa latihan lebih lama, lebih efektif. Di sport hall gerakan kamu gak bener2, sekarang baru sekali latihan ja dan bener kok. Memperlancarnya dikolam besar aja ya”. Dia tersenyum saja, “Capek om, istirahat ya”.

Tanpa menunggu jawabannya dia keluar pool, aku hanya memandangi gerakan pantatnya yang sangat merangsang itu ketika dia menghilang kedalam rumah. Dia keluar lagi dengan membawa makanan dan minuman kaleng. Dia langsung telungkup di dipan dibawah payung. Aku segera keluar dari pool dan duduk disebelahnya. “Om, badan Fang-fang kok pegel2 ya, om sadis sih ngelatihnya”. Aku merasa dia mengundang aku untuk mulai beraktivitas. “Aku pijitin ya”. “Mangnya om bisa mijit, biasanya ngeremes”.

“Dua2nya juga aku ahli”. Aku mulai memijit pundaknya, punggungnya, pinggangnya, pantatnya dan pahanya. Kembali ke pundak dan punggungnya. “Om kalo mengganggu branya dilepas aja”. Wah undangan to the point neh. Langsung aja kuurai ikatan bra yang dileher dan dipunggung, aku lebih leluasa memijat punggungnya, tanganku mulai menurun kesamping punggungnya, memijat dan sambil menyentuh toketnya.

Fang-fang menoleh dan tersenyum, dia mengangkat punggungnya sehingga tanganku bisa menyelip kedadanya dan meremas2 toketnya yang ranum, pentilnya kuplintir2, ini menyebabkan dia melenguh, “om…”. Dengan gemas aku meremas2 toketnya, “Kamu berbalik deh Fang”.

Dia membalikkan badannya, branya terlepas jatuh, aku menunduk kemudian perlahan aku mencium bibirnya. Dia menyambut ciumanku dengan mengemut bibirku juga. tanganku kembali mengarah ke toketnya, langsung saja kuremas dan kuplintir pentilnya. Aku melepas bibirku dan mulai menciumi telinganya dan terus ke lehernya. telinga dan leher merupakan salah satu dari sekian banyak titik sensitif di tubuhnya.

Dia mulai melenguh menikmati ulahku, pentilnya mengeras karena terus kuplintir2. “om, …” lenguhku. “Kenapa Fang, udah gak tahan ya, pengen dilanjut…” kataku sambil tersenyum. “Jembut kamu lebat ya Fang, pasti napsu kamu besar ya”, kataku sambil mengemut2 pentilnya dan meremas toketnya. “Toketmu kenceng ya Fang, pentilnya gede, sering diemut ya.”

Sambil menikmati remasanku, dia juga tidak tinggal diam, diremasnya k ontolku dari luar celanaku. “om, ngacengnya sudah keras banget”, katanya. “Besar banget lagi”. “Mangnya kamu belon pernah ngerasin yang besar ya Fang”. “kon tol cowok Fang-fang gak segede om punya”. “Sering ngerasain kon tol cowok kamu ya”. “enggak kok om, baru 4 kali”. “wah masi peret dong no nok kamu ya”. “La iyalah, kon tol om sgitu gedenya, pasti sesek deh no nok Fang-fang kemasukan kon tol gede om”.

“Kamu kok ngajakin aku ke rumah napa si?” “Kata temen Fang-fang, maen ma om2 lebi nikmat, makanya Fang-fang jadi penasaran pengen nyoba”. “Mangnya ma cowok kamu gak nikmat”. “Nikmat si om, tapi kata temen Fang-fang sensasinya beda banget kalo ma om2, lebi nikmat gitu deh. Om kan beken diantara cewek yang om ajarin brenang”. “Apa katanya”. “Kata mreka om tu keren, macho banget, jangan ge er ya om”. “Macho? Mantan cowok?” “Ih, dibilangin bener2 malah becanda”, katanya sambil tersenyum. aku tidak menanggapinya.

Aku sudah tidak bisa menahan napsuku lagi. Aku melepaskan celana pendekku, sehingga menyembullah k ontolku sudah ngaceng dengan penuh.”Gedenya om”, katanya. Aku berbaring disebelahnya, dipannya cukup lebar untuk 2 orang berbaring bersebelahan. bibirnya kembali kucium dengan penuh napsu dan sambil meremas2 toketnya dan memlintir2 pentilnya. “Isep dong om..” pintanya sambil menyorongkan toketnya itu ke wajahku. Langsung toketnya kuisep dengan penuh napsu. pentilnya kujilati. “Ohh..Sstt..” erangnya keenakan.

Aku mulai mengelus jembutnya yg nongol keluar dari CDnya, kemudian kususupkan ke dalam CDnya. Jariku langsung menyentuh belahan bibir n onoknya dan kugesek-gesekkan dari bawah ke atas. Gesekannya berakhir di i tilnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. n onoknya langsung berlendir, “Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahnya sambil menekan tanganku satunya untuk terus meremas-remas toketnya. “om, Fang-fang udah gak tahan nih”.

CDnya kudorong kebawah sampai terlepas dari kakinya. Dia mengangkat pantatnya untuk mempermudah aku meloloskan penutup terakhir tubuhnya. Kedua kaki kukangkangkan sehingga tampak jelas jembutnya yang lebat. Aku kembali meraba dan mengelus n onoknya. Aku menyelipkan jari ke belahan n onoknya yang sudah basah dan menyentuh dinding dalam n onoknya. “om..! Aduuh! Fang-fang sudah enggak tahan, udah pengen dimasukkin”, pintanya.

Bukannya langsung memenuhi permintaannya, jariku beralih menggosok-gosok i tilnya. “Aduuh! om..nakal!” serunya. Dia pun semakin tidak karuan, diremasnya k ontolku yang sudah keras sekali. toketnya yang sudah keras sekali terus saja kuremas2, demikian juga pentilnya. “Ayo dong om dimasukin, Fang-fang sudah benar-benar enggak kuu.. at!” rengeknya lagi. Kemudian kumasukkan jariku ke dalam n onoknya yang sudah basah kuyup. n onoknya langsung kukorek2, dindingnya digaruk-garuk.

Benjolan seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang n onoknya kumainkannya dengan ujung jari hingga badannya tiba-tiba menggigil keras dan digoyang-goyangkannya pantatnya mengikuti permainan ujung jariku. Aku menelungkup diselangkangannya dan mulutku langsung mengulum bibir n onoknya. Cairan yang membasahi sekitar selangkangannya kujilati dan setelah bersih kembali kukulum bibir n onoknya. Kemudian giliran i tilnya mendapat giliran kukulum dan kulumat dengan mulutku.

Jari tanganku kembali menyeruak masuk ke dalam n onoknya, dia benar-benar hampir pingsan karenanya. Tubuhnya kembali terguncang hebat, kakinya jadi lemas semua, otot-otot perutnya jadi kejang dan akhirnya dia nyampe, cairan n onoknya yang banjir kutampung dengan mulut dan tanpa sedikit pun merasa jijik kutelan semuanya. Dia menghela napas panjang, aku masih dengan lahapnya melumat n onoknya sampai akhirnya selangkangannya benar-benar bersih kembali.

nonoknya terus kuusap2, demikian juga i tilnya sehingga napsunya bangkit kembali. “Terus om..Enak..” desahnya. “Ayo dong om.. Fang-fang udah nggak tahan”. Tetapi aku masih tetap saja menjilati dan menghisap i tilnya sambil meremas2 toket dan pentilnya. Dia kunaiki dan segera kuarahkan k ontolku ke n onoknya. Perlahan kumasukkan kepala k ontolku. “Enak om..” katanya dan sedikit demi sedikit aku meneroboskan k ontolku ke n onoknya yang sempit. n onoknya terasa sesek karena kemasukan k ontol besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih, k ontol mulai kuenjot keluar masuk.

“Terus om.. k ontol om enak” erangnya keenakan. Aku terus mengenjot n onoknya, dia menyorongkan dadanya ke mulutku. Pentilnya kuhisap. Belum berapa lama kuenjot, aku mengajak tukar posisi. Sekarang dia yang diatas Diarahkannya n onoknya ke k ontolku yang tegak menantang. Dengan liar dia kemudian mengenjot tubuhnya naik turun. toketnya yang montok bergoyang mengikuti enjotan badannya. Aku meremas toketnya dan menghisap pentilnya dengan rakus. “om.. k ontol om besar, keras banget..”, dia terus menggelinjang diatas tubuhnya.

“Enak Fang?” “Enak om.. e ntotin Fang-fang terus om..” Aku memegang pinggangnya yang ramping dan menyodokkan k ontolku dari bawah dengan cepat. Dia mengerang saking nikmatnya. Keringatku menetes membasahi tubuhnya. Akhirnya, “Fang-fang nyampe om” jeritnya saat tubuhnya menegang merasakan nikmat yang luar biasa. Setelah itu tubuhnya lunglai menimpa tubuhku. Aku mengusap-usap rambutnya sambil mencium bibirnya.

Setelah beberapa saat, k ontolku yang masih ngaceng kucabut dari dari n onoknya. Dia kutelentangkan dan aku naik ke atasnya. Kembali n onoknya kujilati. Kedua lututnya kudorongkan sedikit ke atas sehingga bukit n onoknya lebih menganga, pahanya lebih kukangkangkan lagi, dan lidah kujulurkan menyapu celah-celah n onoknya. Lidah kujulurkan dan kugesekkan naik turun diujung i tilnya. Dia hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas- remas k ontolku dengan penuh nafsu.

Cairan lendir yang keluar kembali dari n onoknya dengan lahap kuhisap. Bibirku terus mencium dan melumat habis bibir n onoknya. lidahku menjulur masuk ke dalam n onoknya dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutku menekan n onoknya, hidungku yang mancung menempel dan menekan i tilnya. Dia kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajah dengan sengaja kugeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidungku tetap menempel di i tilnya dan bibirku tetap mengulum bibir n onoknya sambil lidahku terus mengorek n onoknya.

Dia tak kuasa membendung napsunya. “Oocch! om.. Teruu.. Uus! Fang-fang nyampe lagi om”, suaranya semakin parau saja. Digoyangkannya pantatnya mengikuti irama gesekan wajahku yang nyaterbenam di selangkangannya. Dijepitnya kepalaku dengan pahanya, badannya menggigil hebat bagaikan orang kejang. Dia menarik nafas panjang sekali, semua cairan n onoknya kuhisap dan kutelan dengan rakus sekali hingga habis.

Kini aku membetulkan posisi sehingga berada di atasnya, k ontolku sudah mengarah ke n onoknya. Dia merasakan sentuhan ujung k ontolku di n onoknya, kepala k ontolku terasa keras sekali. Dengan sekali dorongan, kepala k ontolku langsung menusuk n onoknya.

Kutekan sedikit kuat sehingga kepala k ontolku terbenam ke dalam n onoknya. Walau k ontolku belum masuk semua, aku merasakan getaran-getaran yang membuat otot n onoknya berdenyut, cairan yang membasahi n onoknya membuat k ontolku yang besar mudah sekali masuk ke dalam n onoknya hingga dengan sekali dorongan lagi maka k ontolku masuk kedalam sarangnya, blee.. ess.

Begitu merasa k ontolku sudah memasuki n onoknya, kubalik badannya sehingga kembali dia berada di atas, tubuhnya, didudukinya batang k ontolku yang cukup panjang itu. Digoyangkannya pantatnya dan diputar-putarkan, dikocok naik turun hingga k ontolku keluar masuk n onoknya, dia meremas- remas kedua toketnya. Lebih nikmat rasanya nge ntot dengan posisi dia diatas karena dia bisa mengarahkan gesekan k ontol besarku ke seluruh bagian n onoknya termasuk i tilnya.

Kini giliran aku yang tidak tahan lagi dengan permainannya, gelengan kepalaku menahan nikmat. “Fang, aku dah mau ngecret, boleh didalem Fang”. “Ngecretin didalem aja om, biar tambah nikmat. Kita nyampe sama-sama..om”, rintihnya sambil mempercepat kocokan dan goyangan pantatnya. “Aa..Aacch!” diapun nyampe lagi, kali ini secara bersamaan dengan aku, bibir n onoknya berkedutan hingga meremas k ontolku. Pejuku dan lendir n onoknya bercampur menjadi satu membanjiri n onoknya.

Karena posisinya berada diatas, maka cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes melalui k ontolku sehingga membasahi selangkanganku, banyak sekali dan kurasakan sedikit lengket-lengket agak kental cairan yang merembes keluar itu tadi. Kami berdua akhirnya terkulai lemas. Posisinya tengkurap disampingku yang terkulai telentang. “om, pinter banget sih ngerangsang Fang-fang sampe berkali2 nyampe, udah gitu k ontol om kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede banget sih”, katanya. “n onokmu juga nikmat sekali Fang, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya ke k ontolku”, jawabku sambil memeluknya.

“Beda sama cewek2ku”. “Wah om ceweknya banyak ya, dan semuanya udah om e ntot”. “La iya lah, kalo pacaran gak nge ntot mana asik”. “om kalo nge ntotin pacar om dimana?”. “Dirumahnya atau di tempat kosnya. Aku suka nginep kalo nge ntotin mereka”. “Asik dong om, terus maennya berapa kali”. “3 kali, kadang kalo aku lagi napsu banget sampe 4 kali”. “Wah nikmat dong, Fang-fang mau deh die ntot sampe 4 kali om”. Karena cape abis kugarap diapun tertidur di kursi.

Setelah beberapa lama tertidur, dia terbangun karena toketnya kuelus2. “Cape ya Yang, sampe ketiduran gitu”. “Om manggil Fang-fang apa?”. “Yayang, kan kita lagi sayang2an. Juga jangan manggil aku om dong”. “Abis mesti manggil apa, kan biasanya Fang-fang manggilnya om”. “Panggil papah aja, biar mesra, Kekamar aja yuk Yang”, kataku sambil menarik tangannya.

Dia menggandengku masuk kerumah setelah menyantap makanan dan minuman yang tadi dia bawa ke pool. “Mo lagi ya Pah”, tanyanya ketika sudah berada dikamarnya. Bibirnya langsung kucipok. Dia menyambut ciumanku. toketnya langsung mengeras. “Pah, aah”, napsunya mulai bangkit. Sambil meremas toketnya, aku menjilati toketnya, kusedot pentilnya sampai dia gemetar saking napsunya.

Dia segera berbaring diranjang. Kakinya kubuka sambil kuelus2, tangan satuku masih meremas toketnya. Setelah itu selangkangannya kujilati, “Nih jembut lebat banget sih, tapi aku suka kok nge ntotin abg yang jembutnya lebat, apalagi toketnya ranum seperti kamu”. “Napa Pah”, tanyanya terengah. “Cewek yang jembutnya lebat kan napsunya besar, suka binal kalo lagi die ntot”. “Bukannya binal Pah, tapi menikmati”, jawabnya.

Bibir n onoknya tetep kujilati, lidahku masuk ke n onoknya, dia jadi menggelinjang nggak terkontrol, wajahnya memerah terdongak keatas. k ontolku sudah ngaceng dengan keras. Dia hampir tak dapat memegangnya dengan tangannya. “Dikocok Yang”, pintaku, dia nurut saja dan mengocok k ontolku dengan gemas. “Yang diemut dong”, kataku keenakan.

Aku berdiri disamping ranjang dan dia duduk sambil mengarahkan k ontol yg ada digenggamannya ke arah mulutnya. Dia mencoba memasukkan kedalam mulutnya dengan susah payah karena besar sekali, jadi dijilatinya dulu kepala k ontolku. Aku mendesah2 sambil mendongakkan kepala. “Kenapa pah”. “Enak banget, terus Yang, jangan berhenti”, ujarku sambil merem melek kenikmatan.

Dia jilatin k ontolku mulai dari kepala k ontolku sampai ke pangkal batang, dia terusin ke biji pelirku, semua dia jilatin. Dia coba untuk memasukkan kedalam mulutku lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahnya. Aku memegangi kepalanya dengan satu tangan sambil memaju-mundurkan pantatku, menge ntoti mulutnya. Sedang tanganku satunya lagi meremas toketnya sebelah kanan. Gerakanku semakin lama semakin cepat.

Tiba2 aku menghentikan gerakanku. k ontol kukeluarkan dari mulutnya. Aku menaiki tubuhnya dan mengarahkan k ontolku ke toketnya, “Yang, aku mau ngerasain k ontol ku kejepit toket kamu yang montok ya”. dia kemudian menjepit k ontolku di antara toketnya. “Ahh.. Enak Yang”. Aku terus menggoyang k ontolku maju mundur merasakan kekenyalan toketnya.

Sampai akhirnya “Aduh Yang, sebentar lagi aku mau ngecret, keluarin di mulut kamu ya”. “Jangan pah, di n onok Fang-fang saja, kan lebi nikmat”, jawabnya. Aku mengarahkan k ontolku ke n onoknya. Aku memasukkan k ontolku yang besar dan panjang itu ke n onoknya. Pantatnya semain didorong2, sampai dia merem melek keenakan ngerasain n onoknya digesek k ontolku.

Aku mulai menggerakkan k ontolku keluar dan masuk din onoknya yang sempit itu. Secara naluri dia gerakkan pantatnya kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan k ontolku yang keluar masuk, wuihh tambah nikmat. Kulihat wajahnya menikmati sekali gesekkan k ontolku di n onoknya. Selang beberapa saat, aku mengajak ganti posisi, dia pasrah aja.

Dia kusuruh nungging, dan kusoodokkan k ontolku dari belakang ke nonoknya. “Enngghh…” desahnya tak keruan. Sambil menggoyang pantat maju mundur, aku memegangi pinggulnya dengan erat, dia merasa nikmat yang luar biasa. Tidak tahu berapa lama aku menggenjot n onoknya dari belakang seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya dia nyampe, “Pah, enjot yang keras, nikmat sekali rasanya”, jeritnya. Aku mengenjot k ontolku lebih cepat lagi dan kemudian pejuku muncrat didalam n onoknya ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’ Dia merasa n onoknya agak membengkak akibat disodok 2 kali oleh k ontolkua yang besar itu.

“Yang, n onok mu luar biasa deh cengkeramannya, nikmat banget Yang. Kerasa sekali gesekannya dik ontol ku”, kataku sambil terengah2. Setelah istirahat beberapa saat, aku bertanya padanya “Gimana Yang? enak kan?”. “Enak sekali pah, rasanya nikmat sekali, n onok Fang-fang sampe sesek kemasukan k ontol Papah, abis gede banget sih”, jawabnya. Aku mencabut k ontolku yang sudah lemes dari n onoknya. k ontolku berlumuran peju dan cairan n onoknya. Dia yang kelelahan hanya terkapar di ranjang. Tak lama kemudian dia tertidur lagi.

Ketika dia bangun, aku dikamar mandi yang berada didalam kamarnya. Aku sedang membasuh muka biar segeran. Melihat dia masuk kamar mandi, aku segera memeluknya. k ontolku udah ngaceng lagi. “Pah, kuat amat si, dah ngecret 2 kali masi ja ngaceng lagi, Belon puas ya pah”. sambil meremas2 toketnya, Lehernya kuciumi dengan penuh napsu. Itu membuat napsunya juga bangkit dengan cepat.

Aku segera duduk di toilet dan dia kupangku dalam posisi memunggungiku. Kuarahkan k ontolku ke belahan bibir n onoknya. kugesek-gesekkan ujung k ontolku ke belahan bibir n onoknya. Kutempelkan ujung k ontolku ke ujung i tilnya dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini n onoknya kembali mengeluarkan cairan bening. Kemudian k ontolku yang sudah ngaceng keras kembali kumasukkan ke dalam n onoknya.

Awalnya agak sulit juga k ontolku masuk kedalam n onoknya karena posisi itu. Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya ujung k ontolku berhasil menyeruak ke dalam n onoknya yang dibantunya dengan sedikit menekan badannya kebawah, dan kuangkat kembali pantatnya hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga k ontolku amblas semua ke dalam n onoknya.

Dengan posisi begini membuat dia yang harus aktif mengocok k ontolku dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatnya, sehingga n onoknya bisa meremas dan mengocok-ngocok k ontolku. k ontolku terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam n onoknya. Saat dia duduk terlalu ke bawah, k ontolku terasa sekali menusuk keras n onoknya, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata lagi.

nonoknya semakin lama semakin basah sehingga keberadaan k ontolku dalam n onoknya sudah tidak sesesak tadi. Akhirnya diapun sudah tidak kuat lagi menahan napsunya. Dia tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatnya seperti tadi, kini dia hanya bisa terduduk dalam posisi k ontolku masih tertancap di dalam n onoknya. Digoyang-goyangkan saja pantatnya sambil duduk di pangkuanku.

Kedua tanganku sedari tadi asyik meremas kedua toketnya. pentilnya kucubit dan kupilin-pilinnya sehingga menimbulkan sensasi tersendiri baginya. Aku tidak mampu bertahan lama merasakan goyang yang dia lakukan. “Aduuh..! Yang, hebat banget empotan n onok kamu! Aku hampir ngecret nich!” seruku sambil tetap memilin pentilnya. “Kita keluarin sama-sama pah” sahutnya sambil mempercepat goyangannya.

Aku sudah benar-benar tidak mampu bertahan lebih lama lagi hingga kudorong dia sedikit ke depan sambil dia berdiri, sehingga posisinya menungging membelakangiku sambil berpegangan ke wastafel, tetapi k ontolku masih menancap di dalam n onoknya. Aku berdiri sambil mengambil alih permainan, aku mengocok-ngocokkan k ontolku keluar masuk n onoknya dalam posisi doggy style. “Aa.. Aacch!” kini giliranku yang menyeracau tidak karuan. pejuku langsung muncrat keluar memenuhi n onoknya.

Bersamaan dengan itu, dia pun mengalami hal yang serupa, kurasakan kedutan n onoknya berkali- kali saat dia nyampe. Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga n onoknya kembali penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung seluruhnya. Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah n onoknya dan merembes keluar hingga membasahi perutnya karena posisinya masih setengah menungging saat itu.

Kami pun mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru. Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk. Aku segera memakai pakeanku, aku pamit untuk memulai aktivitas rutinku. Dia tersenyum sangat manis mengiringi kepergianku. “Pah, kapan papah ngasi kenikmatan kaya hari ini ke Fang-fang”. “Nanti kita atur lagi ya Yang”. Memang amoy bener2 nikmat.
TAMAT
Share:

Sample Text

Copyright © Cersex69 | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com